Wokshop TB Day

Reporter : Syamsul Akbar

KRAKSAAN – Dalam rangka memperingati hari TBC se-Dunia tahun 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar Workshop TB Day di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Selasa (26/3/2019).

Kegiatan ini diikuti oleh 150 orang peserta terdiri dari 24 orang dari PT pos Indonesia se-Kabupaten Probolinggo, 36 orang dari PP TBC serta 90 orang perawat dari 33 puskesmas dan 3 rumah sakit di Kabupaten Probolinggo.

Selama kegiatan mereka mendapatkan materi sosialisasi (update) program TBC dan analisa situasi program TBC di Jawa Timur oleh Dinkes Provinsi Jawa Timur, sistem transportasi spesimen TBC dari Laboratorium RSUD Waluyo Jati Kraksaan serta asuhan keperawatan pada pasien TBC dari PPNI Kabupaten Probolinggo.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Liliek Ekowati mengungkapkan Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak Negara sejak tahun 1995.

“Penemuan pasien bertujuan untuk mendapatkan pasien TB melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB. Setelah diagnosis ditetapkan dilanjutkan pengobatan yang adekuat sampai sembuh sehingga tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain,” katanya.

Menurut Liliek, pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan. Dalam menjamin hasil pemeriksaan laboratorium, diperlukan contoh uji dahak yang berkualitas. Pada faskes yang tidak memiliki akses langsung terhadap pemeriksaan TCM diperlukan sistem transportasi contoh uji.

“Hal ini bertujuan untuk menjangkau pasien yang membutuhkan akses terhadap pemeriksaan tersebut serta mengurangi risiko penularan jika pasien bepergian langsung ke laboratoirum,” terangnya.

Sementara Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Veronica mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular tuberkulosis. “Selain itu, sosialisasi program TB kepada tenaga kesehatan di Kabupaten Probolinggo, peningkatan penemuan kasus TB di Kabupaten Probolinggo serta peningkatan utilisasi alat TCM di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Dewi menerangkan di Kabupaten Probolinggo ada 2 (dua) alat mesin TCM yang sudah tersedia dan melayani pemeriksaan contoh uji dahak untuk mendiagnosis TB SO (Sensitif Obat), TB Resisten Obat dan TB pada ODHA yakni di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan Puskesmas Sumberasih.

“Akan tetapi tingkat utilisasi penggunaan alat tersebut belum maksimal (± 30-40%) setiap bulannya dari target pemakaian 200 contoh uji dahak yang harus diperiksa. Oleh karena itulah dibutuhkan sebuah kegiatan untuk meningkatkan utilisasi TCM dan penemuan kasus TB,” pungkasnya. (wan)

Leave a Reply