Peringati Hari Tuberkulosis Sedunia, Dinkes Canangkan Eliminasi TBC 2030
Reporter : Syamsul Akbar
GADING – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo melalui Puskesmas Wangkal dan Puskesmas Condong Kecamatan Gading memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia dengan tema “Investasi untuk Eliminasi TBC Menyehatkan Bangsa”, Kamis (24/3/2022) di SDN Wangkal 1 Kecamatan Gading.
Dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia tersebut dilakukan pencanangan Eliminasi Tuberkulosis (TBC) 2030. Pencanangan ini ditandai dengan pemukulon gong dan pelepasan balon ke udara oleh Camat Gading Hari Tjahjono.
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia ini dihadiri oleh 300 peserta meliputi siswa SDN Wangkal 1, para Kepala SD, MI, TK dan RA se-Kecamatan Gading. Selain itu ada Forkopimka Gading, Kades, Pj Kades hingga Kader TBC dari 19 desa di Kecamatan Gading.
Kegiatan ini diawali dengan senam bersama pada pukul 07.00. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang TBC dan vaksinasi Covid-19 kepada siswa. Serta pembagian hadiah handphone dan 3 sepeda untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun Kecamatan Gading.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan pencanangan eliminasi TBC ini bertujuan untuk menghentikan kasus-kasus baru TBC yang masih ditemukan hingga saat ini. “Yang sakit kami obati, sehingga tidak ada kasus baru. Harapannya kasus TBC ini bisa diminimalkan dan kalau bisa dihentikan,” katanya.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan urutan nomor dua untuk jumlah kasus TBC terbanyak setelah India. Di Kabupaten Probolinggo sendiri, upaya untuk memutus mata rantai persebaran TBC terus dimaksimalkan.
“Tahun 2021, kasus TBC di Kabupaten Probolinggo mencapai 1.890 kasus. Evaluasinya tahunan termasuk evaluasi pengobatannya. Selain itu berapa yang ditemukan, berapa suspek, berapa yang diskrining, berapa yang diperiksa serta berapa yang positif sampai selesai pengobatan,” terangnya.
Sementara Epidemiolog Kesehatan Ahli Muda pada Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica mengungkapkan Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnnya.
“Target eliminasi TBC secara nasional itu tahun 2035. Sementara di Jawa Timur target eliminasi TBC tahun 2030. Pencanangan eliminasi TBC dilakukan di Kecamatan Gading karena mereka siap untuk mendukung penanggulangan TBC di wilayah Kecamatan Gading,” ungkapnya.
Menurut Dewi, tema peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia ini dimaksudkan untuk bisa lebih menyadarkan lapisan masyarakat agar bisa lebih sadar terhadap permasalahan TBC yang ada di Kabupaten Probolinggo.
“Harapannya semua elemen baik masyarakat maupun lintas sektor OPD yang lain bisa ikut membantu berpartisipasi aktif untuk bisa membantu penanggulangan TBC di Kabupaten Probolinggo baik dalam pencegahan, membantu pemantauan pengobatan untuk setiap pasien TBC itu supaya bisa menyelesaikan pengobatannya minimal sampai 6 bulan,” jelasnya.
Dewi menerangkan apa yang dilakukan sekarang untuk bisa mencapai eliminasi 2030 di Jawa Timur. Jadi banyak masyarakat yang sebenarnya masih belum paham sebenarnya apa itu TBC. Paling simple sebenarnya kalau pencegahannya masyarakat harus tahu. Misalnya batuk lebih dari 1 minggu, batuk berdahak. Terus kemudian ada gejala panas dingin, satu bulan berat badan tidak naik-naik.
“Gejalanya paling tidak masyarakat harus tahu, sehingga manakala ada orang terdekat mereka yang bergejala seperti terduga TBC harusnya mereka memeriksakan atau melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Maunya semakin banyak ditemukan semakin cepat diobati, semakin cepat putus mata rantai penularan,” tegasnya.
Yang dilakukan Dinkes selama ini masih terkendala dengan kontak karena masih Covid-19 untuk memeriksa. Satu penderita TBC itu harusnya diperiksa kontak eratnya sekitar 20 orang baik dari kontak serumah, kontak kerja, kontak sekolah dan lain-lain. Selama pandemi itu keterbatasan nakes untuk bisa melakukan pemeriksaan terhadap pasien karena masih Covid-19. Jadi tidak bisa kunjungan kontak dengan orang banyak.
“Harapannya kita kembali untuk penguatan karena Covid-19 sudah mulai landai. Banyak pasien-pasien yang putus obat karena mereka merasa tidak mendapatkan dukungan. Belum lagi ada diskiriminasi dari orang-orang baik itu di kantor atau perusahaan. Kalau ada orang TBC harusnya tidak boleh secara regulasi dipecat. Harusnya mereka diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pengobatannya. Setelah selesai pengobatan mereka sudah sembuh dan sudah bisa masuk kerja kembali,” ungkapnya.
Dewi menambahkan kalau di Kabupaten Probolinggo regulasinya sama. Jadi mereka hanya memberikan ijin untuk pasien tersebut menyelesaikan pengobatan, paling tidak hanya fase intensifnya selama 2 bulan. Setelah itu mereka dianggap tidak menularkan. Jadi boleh melanjutkan kerjanya sambil pengobatan.
“TBC itu bisa sembuh, kalau obatnya hanya obat program. Pemerintah sudah menjamin tiap-tiap fasilitas pelayanan kesehatan harus mendukung semua pemeriksaan sampai tuntas untuk TBC. Harapannya adanya peran serta dari segenap lapisan masyarakat maupun lintas sektor untuk bisa turut berpartisipasi aktif dalam penanggulangan TBC di Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya. (wan)
Artikel ini telah tayang di https://probolinggokab.go.id dengan judul : Peringati Hari Tuberkulosis Sedunia, Dinkes Canangkan Eliminasi TBC 2030, https://probolinggokab.go.id/peringati-hari-tuberkulosis-sedunia-dinkes-canangkan-eliminasi-tbc-2030/