Deteksi Dini TBC, Dinkes Lakukan Pengambilan Dahak Santri
Reporter : Syamsul Akbar
GENDING – Sebagai upaya untuk pemeriksaan deteksi dini penyakit Tuberkulosis (TBC), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Proboinggo memberikan sosialisasi dan melakukan pengambilan dahak santri Pondok Pesantren Raudlatul Jannah Desa Klaseman Kecamatan Gending, Senin (17/10/2022).
Pengambilan dahak ratusan santri ini melibatkan petugas kesehatan dari Puskesmas Gending dibantu oleh Dinkes Kabupaten Probolinggo. Ini merupakan kepedulian pengasuh pondok pesantren untuk melindungi para santrinya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo Mujoko mengatakan pengambilan dahak santri ini merupakan bentuk skrining untuk mendeteksi secara dini penyakit TBC.
“Ini merupakan terobosan yang luar biasa dari Pondok Pesantren Raudlatul Jannah untuk pengambilan dahak dari 1.400 santrinya. Ini dilakukan untuk melindungi para santrinya dari penyakit TBC,” katanya.
Mujoko menjelaskan pemeriksaan deteksi dini ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya kasus TBC di populasi pondok pesantren. Supaya kalau ada kasus bisa secepatnya untuk menterminasi dan mengendalikan agar jangan sampai terjadi penyebaran lebih luas. “Skrining ini adalah deteksi dini untuk mengetahui lebih awal kalau ada kasus. Apakah nanti ada kasus atau tidak tergantung dari hasil pemeriksaan yang masih belum keluar,” jelasnya.
Menurut Mujoko, setiap populasi berkumpulnya orang banyak itu pasti semua berisiko terjadinya kasus TBC. Tetapi itu bisa terkendali atau tidak tergantung dari kondisi fisik yang bersangkutan, asupan yang mereka dapatkan dan higien sanitasi lingkungan. Pemeriksaan ini sebagai bentuk pencegahan. Kalau memang ada kasus bisa segera diobati.
“Setiap orang kecenderungan sudah memiliki bakteri TB. Tetapi kalau selama kondisinya bagus maka tidak ada masalah. Karena penyakit TBC itu pada prinsipnya, kalau kondisinya bagus akan bisa sembuh sendiri dan kalau tidak bagus bisa disembuhkan dengan obat,” tegasnya.
Di sisi lain terang Mujoko, para santri dulu waktu kecilnya sudah mendapatkan vaksin BCG sehingga risikonya sangat kecil. Seandainya terkena kasus TBC, risiko terjadinya hal yang serius sangat kecil dan jarang terjadi.
“Kunci agar tidak terserang penyakit TBC, kondisi tubuh harus tetap dalam konsisi seimbang. Dalam artian, stamina harus tetap terjaga dengan baik. Dari situlah kekebalan tubuh betul-betul akan melindui dirinya sendiri. Istirahat yang cukup dan makan yang bergizi. Selain itu tidak ada komorbid,” ujarnya.
Mujoko berharap agar dari pemeriksaan deteksi dini penyakit TBC ini jangan sampai ada kasus. Jika ada kasus bisa segera ditangani dengan cepat. “Kami menghimbau kepada yang lain, baik pondok pesantren maupun komunitas bisa dengan sadar meminta untuk dilakukan skrining sebagai upaya deteksi dini penyakit TBC,” pungkasnya. (wan)